MATERI
|
INDIKATOR
SOAL
|
Toleransi, Kerukunan, dan
Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan
|
1. Menganalisis hukum bacaan
2. Menjelaskan isi kandungan ayat
3. Menerjemahkan hadits
4. Menjelaskan isi kandungan hadits
|
Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT
|
1. Menjelaskan makna beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
2. Menyebutkan arti sifat-sifat wajib dan mustahil bagi rasul
3. Menyebutkan hikmah beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
4. Menyebutkan contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul Allah
SWT
|
Hormat dan Patuh kepada Orangtua dan
Guru
|
1. Menyebutkan hikmah birrul-walidain
2. Menyebutkan cara-cara birrul-walidain
3. Menyebutkan hikmah menghormati dan mematuhi guru
4. Menyebutkan contoh sikap hormat dan patuh kepada guru
|
Pelaksanaan Khutbah, Tabligh dan
Dakwah di Masyarakat
|
1. Menjelaskan perbedaan khutbah, tabligh dan dakwah
2. Menyebutkan rukun-rukun khutbah
3. Menjelaskan syarat khotib, muballigh, dan da’i
4. Menyebutkan sunnah-sunnah khutbah
5. Menjelaskan metode dakwah
|
Perkembangan Islam pada Masa Modern
(1800-sekarang)
|
1. Menyebutkan faktor-faktor penyebab kemunduran umat Islam
2. Menyebutkan tokoh-tokoh pembaharuan Islam
3. Menjelaskan perkembangan peradaban umat Islam terkini
|
PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DAN BUDI PEKERTI
Sabtu, 20 Mei 2017
KISI-KISI PAS GENAP 2017
Sabtu, 25 Maret 2017
SYARAT MENUNTUT ILMU
Ali bin Abi Thalib k.w. berkata: "Tidak mungkin ilmu di dapat kecuali dengan ENAM SYARAT, yaitu....;"
1. ZAKA IN (CERDAS).
Apakah orang yang otaknya tidak cerdas tidak
akan mendapatkan ilmu? Tentu saja bisa, karena kecerdasan otak dapat dibenahi.Apabila kita tergolong orang yang sulit
konsentrasi, malas belajar, daya tangkap lemah, mudah stres, depresi, stroke,
cepat lelah, sering pusing, atau bahkan kita menderita autisme. Jangan cemas
semua itu bisa di atasi dengan memanfaatkan gelombang ultrasonic teknologi
Hikmatul Iman.Salah satu organ manusia yang mempunyai peranan
sangat penting adalah otak. Otaklah tempat semua perintah atau keinginan
manusia dikendalikan.Masalahnya adalah kesehatan dan kemampuan otak
tiap manusia itu berbeda. Kesehatan dan ketajaman otak dipengaruhi bermacam
hal. Bila sel otak dapat menjalankan fungsinya secara optimal, tentu output
yang dihasilkan sangat berdaya guna. Tetapi bila otak kita tidak berfungsi
dengan baik, output-nya pun tentu mengecewakan.Salah satu penyebab umum otak kita tidak mampu berfungsi
maksimal, adalah pola makan yang tidak baik. Secara makro, mengonsumsi makanan
yang terkontiminasi, lemak, protein, karbohidrat, badan langsung merespons dan
mengakibatkan keseimbangan biolekrik di tubuh terganggu, dan keseimbangan
biolekrik tubuh terganggu, dan keseimbangan motorik otak sebagai pusat
pengendali badan terganggu. Secara mikro, bila kita mengosumsi suplemen yang
berlebihan dan badan merespons dalam waktu lama akan mengakibatkan keseimbangan
bioelektrik di tubuh terganggu. Dengan berpikir positif, optimistis, mensyukuri
ni’mat, mengomsumsi makanan yang halal dan baik, olahraga yang teratur, serta
istirahat yang teratur maka keseimbangan otak dapat terjaga dengan baik.
Sedangkan polusi udara, polusi lingkungan, radiasi, makanan yang haram dan
tidak porsiona, adalah di antara penyebab yang membuat otak tidak optimal dalam
menjalankan fungsinya.
2. HIRSHIN (GEMAR).Supaya tujuan kita dalam menuntut ilmu itu
berhasil, kita harus bersungguh-sungguh.Karena banyak orang yang otaknya cerdas akan
tetapi dia kurang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, maka ia tidak dapat
memperoleh ilmu, dikarnakan cuma mengandalkan kecerdasan otak saja. memang otak
yang cerdas juga termasuk syarat yang bisa mengantarkan seseorang mendapatkan
ilmu, akan tetapi apabila cuma kecercasan otak saja yang di andalkan maka akan
berakibatkan fatal bagi si pelajar.Ada pepatah mengatakan, balasan itu tergantung
dari usaha payah seseorang, maka kalau si pelajar kesungguhan dalam mencari
ilmu sedikit, dengan cuma mengandalkan keserdasan otak maka hasilnya pun tidak
akan memuaskan.
3. ISHTIBARIN (SABAR).Banyak pelajar yang tidak sukses dikarnakan
kurangnya rasa sabar pada diri mereka dalam menuntut ilmu. Maka dari itu
marilah kita tanamkan syarat yang ketiga ini mulai dari sekarang juga, karena
bagaimanapun juga tidak akan ada ilmu yang bisa didapatkan secara instan.
4. BULGHOTIN (BIAYA).Biaya juga terkadang bisa menghambat kesuksean
seorang pelajar dalam mencari ilmu. Dan hal ini biasanya menimpa seseorang yang
kurang berkeyakinan kuat. Padahal kalau masalah biaya itu bisa diatasi, dengan
si pelajar dapat beasiswa dan lain sebagainya.
5. IRSYADI USTADZIN
(PETUNJUK GURU).Petunjuk guru memang sangat penting kepada si
pelajar, lebih-lebih belajar agama di karnakan, menurut Al-Habib Zen bin Smith
Madinah seseorang tidak boleh belajar sendiri dalam belajar masaslah agama
tanpa adanya syaikh (guru) sedangkan dalam ilmu umum seperti ilmu alam dan
lain-lain itu boleh. Dikarnakan apabila di dalam belajar ilmu agama tidak ada
gurunya maka akan beakibat fatal bagi si pelajar bias-bisa yang haram menjadi
halal yang haram menjadi halal.
6. THULI ZAMANIN (PANJANG WAKTU).Dalam hal ini pelajar harus mempunyai waktu yang
panjang.Karena dalam menuntut ilmu itu selain membutuhkan
kesabaran Tetapi juga membutuhkan waktu yang lama, sebab tidak ada ilmu yang
bisa di dapatkan secara singkat.
<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2444508093313748"
crossorigin="anonymous"></script>
Senin, 15 Juni 2015
ENAM LANGKAH MENJADIKAN RAMADHAN LEBIH HIDUP
Upaya menciptakan revolusi Ramadhan di
dalam keluarga sebenarnya buka sesuatu yang sulit jika kita mengerti
langkah-langkah integralnya. Kebanyakan kaum Muslimin menganggap keberhasilan
Ramadhan terletak di bulan Ramadhan sendiri. Padahal justru kunci rahasianya
tergantung dari langkah-langkah jauh hari sebelum ia tiba dan sesudah ia
berlalu.
Berikut ini langkah-langkah integral
tersebut.
1. Bersiap sambut Ramadhan
Sejak bulan rajab Rasulullah SAW sudah
menyambut Ramadhan dengan bermunajat kepada Allah SWT :"Allahuma baarik
lanaa fii Rajaba wa Sya'bana, wa balighnaa Ramadhan" (Ya Allah berilah
kami berkah di Bulan Rajab dan Bulan Sya'ban ini, dan pertemukan kami dengan
Bulan Ramadhan). Di awal bulan Sya'ban beliau lebih meningkatkan ibadahnya
dengan memperbanyak puasa sunnah.
Keluarga-keluarga Muslim hari ini dapat
meyambut kedatangan Ramadhan dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga dalam
sebuah majelis tartib (penyambutan) atau tausiyah (penyadaran). Ini bertujuan
untuk mengingatkan kembali tentang kemuliaan Ramadhan, sunnah-sunnahnya, dan
juga pantangannya.
Disamping itu, setiap keluarga Muslim harus
membuat persiapan-persiapan yang diperlukan jauh-jauh hari. Baik persiapan ilmu
dan pemahaman, ruhani, fisik, dan juga persiapan finansial.
Persiapan ilmu dan pemahaman diperlukan
agar ibadah Ramadhan dapat dilaksanakan secara benar menurut petunjuk
Rasulullah SAW. Persiapan ruhani diperlukan untuk meluruskan niat, membersihkan
hati, membangun tekad, dan bersiap untuk menerima bimbingan serta petunjuk
Allah SWT.
Persiapan fisik dengan memperbanyak puasa
sunnah Sya'ban agar terbiasa dan kuat menjalani puasa Ramadhan. sedangkan
persiapan finansial diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibadah agar tercapai
kesempurnaan. misalnya, pengadaan perlengkapan ibadah, buku-buku referensi
Ramadhan, membayar zakat dan sedekah. jadi, bukan untuk gaya hidup konsumtif
seperti kebanyakan umat Islam.
2. Luruskan niat dan bulatkan tekad
Niat menjadi kunci utaama ditema-tidaknya
amal seorang Mukmin. Ibadah hanya akan menjadi amal dunia jika niatnya hanya
untuk dunia. Sedangka ibadah yang berbuah dunia dan akhirat adalah ibadah yang
diniatkan secara ikhlas, mengharap keridhaan Allah SWT.
Di samping niat, diperlukan juga tekad
(azam)yang kuat untuk meraih keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT dengan
Ramadhan. Harus ada suatu kesadaran hati sejak awal untuk melakukan perubahan
diri melalui Ramadhan. Setiap pribadi hendaknya bertekad meraih prestasi
tetinggi dihadapan Allah SWT.
Ada baiknya setiap anggota keluarga membuat
target pribadi dalam setiap Ramadhan agar terdorong kuat untuk mencapainya.
Contoh, target dalam bulan Ramadhan ini:"saya akan melaksanakan
Qiyamullail (sholat malam) setiap hari tanpa putus...Saya akan selalu shalat
fardhu berjama'ah...Saya akan menghatamkan Al-Qur'an...Saya akan memulai
menggunakan busana yang Islami."
3. Susu program kegiatan keluarga selama
Ramadhan
Para orang tua sebaiknya membimbing
putra-putrinya untuk menyusun agenda pribadi mereka. dalam program pribadi ini
tidak harus sama. karena masing-masing orang memiliki kepentingaan, kesempatan,
serta kemampuan yang berbeda-beda. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan
secara bersama seluruh anggota keluarga adalah: tadarus Al-qur'an, shalat
tarawih, berbuka bersama, i'tikaf di masjid, membagi zakat, shalat Idul Fitri
dan sebagainya.
4. Ciptakan hari-hari yang menyenangkan
selama Ramadhan
Pada sebagian orang, berpuasa Ramadhan
terrasa sebagai pekerjaan yang berat, terutama bagi anak-anak. Mereka dituntut
menahan lapar dan dahaga di siang hari, memperbanyak ibadah, dan shalat malam.
Belum lagi kewajiban membayar zakat dan bersedekah.
Untuk memberi dorongan serta motivasi bagi
jiwa manusia agar melakukan kebajikan, Allah SWT seringkali memberikan gambaran
tentang surga dengan segala kemikmatannya. Maka, untuk menciptakan rasa bahagia
dengan kehadiran Ramadhan, para orang tua pun harus berupaya menciptakan
suasana yang berbeda dengan hari-hari biasanya.
setiap kita tentu merasa senang dengan
rumah yang bersih. hiasan dan pemandangan yang indah, taman dan udara yang
segar, bau yang wangi, makanan yang lezat, dan sebagainya. Jadikanlah rumah
kita bak syurga selama Ramadhan, maka keluarga kita akan merasa bahagia dan
bergairah menyambut Ramadhan dengan segala perjuangannya.
5. Hidupkan sunnah-sunahnya
Tidak cukup hanya dengan melaksanakan
amalan yang fardhu (wajib) saja, jika ingin memperoleh prestasi yang terbaik
dalam Ramadhan. Untuk meraih kesempurnaan ibadah Ramadhan, penting bagi setiap
keluarga Muslim untuk berusaha menghidupkan semua sunnah-sunnah Ramadhan,
seperti memperbanyak membaca Al-Qur'an, zikrullah, beristighfar, shalat malam,
bersedekah, dan sebagainya. Di sini perang orang tua sangat penting dalam
membimbing dan memberi teladan bagi seluruh anggota keluarganya.
6. Tinggalkan pantangannya
Bulan Ramadhan merupakan momen yang sangat
efektif bagi keluarga Muslim untuk meninggalkan ucapan dan perilaku yang kurang
baik, dan mengantinya dengan kebiasaan ucapan seta tindakan yang dicintai Allah
dan Rasul-Nya.
Dengan alasan puasa, orang tua dapat
mencegah anak-anak untuk bertengkar, berkata kotor, berbohong, ghibah,
berdusta, dan sebagainya. Dan, pada akhirnya diharapkan kebiasaan tersebut akan
terus berlanjut setelah usai Ramadhan. Wallahu A'lam bish Shawab.----.
#oleh: Afifah al-Qona'ah
Kamis, 29 Januari 2015
Khutbah Jum'at Awal 2015
الحمد لله رب العالمين-وبه نستعين على امور الدنيا والدين-أشهد أن
لآإله إلاالله الملك الحق المبين وأشهد أن محمدا رسول الله الصادق الوعد
لأمين-اللهم صل على حبيبنا وشفعنا ومولنا محمد وعلى أله وأصحبه وأزواجه وأولاده
أجمعين
-أما بعد- ايهاالناس اتقواالله حق تقوىه- قال الله سبحانه وتعالى:
والعصر-إن الإنسان لفى خسر-....
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang
menguasai waktu tetapi tidak terikat dengan waktu.
Selanjutnya khatib mengingatkan dan
mengajak kita semua untuk tetap berusaha meningkatkan kualitas iman dan takwa
kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala
larangan-Nya.
Hadirin kaum muslimin rahimakumullah ...
Saat ini kita telah berada di awal tahun
2015 dan baru satu hari kita tinggalkan tahun 2014. Pergantian tahun kali ini
kita alami dalam suasana suka-duka
karena rasa senang menyambut tahun baru bercampur dengan empati menghadapi
musibah dan musibah yang menimpa saudara-saudara kita mulai dari bencana banjir,
longsor dan kecelakaan pesawat terbang. Sungguh semua itu pada hakikatnya
adalah kehendak dan izin Allah SWT, Dia-lah yang menguasai alam semesta raya,
dan hanya Dia-lah yang Maha Menentukan kondisi seseorang. Dalam QS.
at-Taghaabun (064): 11 ditegaskan:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ....
“Tidak ada suatu musibah yang menimpa
(seseorang), kecuali dengan izin Allah;...”
Dengan musibah Allah SWT tidak bermaksud
menyakiti atau menyiksa hamba-Nya karena Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha
Pengasih dan Penyayang. Akan tetapi dengan musibah itu Allah SWT menghendaki
setiap manusia supaya sadar, introspeksi diri terhadap setiap amal yang telah
diperbuatnya. Ketahuilah sesungguhnya tidak ada kebaikan yang diperoleh
seseorang kecuali hal itu berasal dari Allah SWT, dan tidak ada keburukan yang
menimpa seseorang kecuali disebabkan oleh dirinya sendiri. Hal demikian yang
dijelaskan dalam QS. an-Nisaa (004): 79:
مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِن
سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ
“Kebajikan apa pun yang kamu peroleh,
adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari
(kesalahan) dirimu sendiri.”
Oleh sebab itu hadirin rahimakumullah ....
Berbagai bencana yang menimpa umat manusia
pada dasarnya disebabkan oleh manusia itu sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam
QS. Ar-Ruum (030): 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ
أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
“Telah tampak kerusakan di darat dan
dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah Menghendaki agar
mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali
(ke jalan yang benar).”
Lalu dalam QS. Asy-Syuuraa (042): 30
dinyatakan:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ
وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
“Dan musibah apa pun yang menimpa kamu
adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah Memaafkan banyak (dari
kesalahan-kesalahanmu).”
Melalui ayat di atas dapat dipahami bahwa
ketika musibah itu menimpa kaum muslimin pada hakikatnya hal itu merupakan
sarana pengampunan. Seperti yang disampaikan Rasulullah Saw. dalam sebuah
haditsnya;
مَااَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ اِلَّا كَفَّرَ
اللهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا.
“Tiada musibah yang menimpa seorang
muslim kecuali Allah akan mengangkat (dosa-dosa) darinya, walaupun hanya
tertusuk duri.”
Kaum muslimin rahimakumullah .....
Dalam mengawali tahun 2015 ini ada baiknya
kita cermati ungkapan seorang Malik bin Nabi yang oleh sebagian ulama,
ungkapannya itu dianggap sebagai hadits. Beliau menyatakan dalam Kitab
Syurutun-Nahdhah;
مَامِنْ يَوْمٍ يَنْشَقُّ فَجْرُهُ إِلَّا وَيُنَادِى: يَاابْنَ
آدَمَ اَنَاخَلْقٌ جَدِيْدٌ وَعَلَى عَمَلِكَ شَهِيْدٌ فَاغْتَنِمْ مِنِّى
فَإِنِّى لَا أَعُوْدُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
“Tidak terbit fajar suatu hari kecuali
dia berseru; “Hai anak adam... aku adalah waktu, aku diciptakan baru, (aku)
yang menjadi saksi usahamu. Gunakanlah aku karena aku tidak akan (pernah) kembali
sampai hari kiamat.”
Hadirin rahimakumullah ...
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal
istilah masa lalu, masa kini dan masa depan. Ketiga istilah itu merupakan
sebutan yang mengatasnamakan waktu yang telah kita alami, yang sedang dialami
dan yang akan dialami. Orang bijak mengartikan masa lalu sebagai pengalaman,
masa kini adalah kenyataan, sedangkan masa depan merupakan adalah harapan.
Setiap manusia pasti melalui ketiga masa itu, namun tidak setiap manusia pandai
memaknainya dengan baik dan benar. Sehubungan dengan itu Allah SWT telah
memberikan konsep sebagaimana tercantum dalam QS. al-Furqaan (025): 62;
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ
أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوراً
“Dan Dia (pula) yang Menjadikan malam
dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang
ingin bersyukur.”
Konsep Allah SWT dalam menjalani waktu
menurut ayat tersebut adalah melalui “dzikir” dan “syukur”. Dzikir dalam
konteks ini adalah mengingat dan mengambil pelajaran dari apa yang telah kita
lakukan di masa lalu sebagai bahan muhasabah atau introspeksi. Sedangkan yang
dimaksud syukur dalam konteks ini adalah menggunakan segala kemampuan dan
kompetensi yang dimiliki semata-mata untuk kebaikan di jalan Allah SWT guna
menghiasi kenyataan hidup yang sedang dijalani dan menyongsong masa depan yang
lebih baik.
Hadirin kaum muslimin rahimakumullah .....
Sebagi penutup khutbah kali ini mari kita
hayati sebuah peernyataan Syaikhul Islam al-Ghazali yang menyatakan;
الْوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ.
“Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu
tidak menggunakannya (dengan baik) niscaya kamu sendiri yang terkena
tebasannya.”
Mudah-mudahan Allah SWT menganugerahi kita
kemampuan lahir dan bathin untuk mengambil pelajaran dari tahun-tahun yang lalu
sebagai bekal meniti hidup dan kehidupan saat ini guna kebaikan di masa yang
akan datang.
Aamiiin ............
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ
وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ
قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ...............
الخطبة الثانية
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ
رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ
وَأَسْتَغْفِرُهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ
مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَعَا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ
فَاسْتَجَابَ لِدَعْوَتِهِ الرَّاشِدُوْنَ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ
عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القيامة. امابعد.
ايهاالمسلمون الحاضرون
رحمكم الله اوصيكم ونفسي بتقوى الله؛ اتقواالله حَقَّ تَقْوَىهْ. قال الله سبحانه
وتعالى؛ إن الله وملآئكته يصلون على النبي يآيهاالذين آمنوا صلوا عليه وسلموا
تسليما. اللهم صل وسلم على محمد وعلى أل محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آل
إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم فى
العالمين إنك حميد مجيد. وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى
بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي
التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ
بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ
وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ
اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ
عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ
اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ.
اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ
اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا
خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ.
رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ
النَّارِ.
رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ
لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ
! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى
عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ
اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ
اَكْبَرْ والله يعلم تصنعون.
TUJUAN
MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW
1. LISY-SYUKRI
sebagai
bentuk tasyakur kita kepada Allah Swt. atas dilahirkannya Nabi Muhammad
Shallahu alaihi wasallam
2. LIL-IMDAHI
memuji
kepada Nabi Muhammad Saw. Karena, alam ini tidak akan tercipta jika tidak ada
Nur muhammad, sebagaimana tercantum dalam Hadits Qudsi;
“laulaka
laulaka maa khalaqtu aflak”.
3. LITHOLIBIL-ILMI
mencari
ilmu untuk mempertebal keimanan dan aqidah kita terhadap ajaran tauhid Allah,
serta pemahaman terhadap hukum-hukum yang ada dalam agama islam
4. LIL-USWATI
karena sudah jelas di dalam Al-Quran bahwa Nabi
Muhammad adalah suri tauladan bagi kita semua, laqad jaa a kum rasulum min
anfusikum uswatun hasanahSenin, 27 Oktober 2014
RENUNGAN MUHARRAM 1436
Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Melalui ayat
tersebut Allah SWT menyuruh orang-orang
beriman supaya senantiasa memperhatikan amal perbuatan yang telah dilakukan.
Jika kita telah berada di penghujung tahun 1435 H, maka pada saat ini sudah
semestinya kita bertanya pada diri masing-masing tentang apa saja yang sudah
dilakukan selama satu tahun terakhir ini ??? Apakah perbuatan kita sudah sesuai
dengan ketentuan Allah SWT ??? Sudah cukupkah bekal yang kita persiapakan untuk
menyongsong kehidupan di akhirat kelak ???
Sebagai orang beriman kita
wajib meyakini dengan sepenuh hati bahwa dunia ini hanya sementara; dunia hanya
tempat persinggahan guna menuju kehidupan abadi, yaitu akhirat. Ingatlah bahwa
setelah kehidupan pasti ada kematian, sesudah dunia ada akhirat. Kita semua
dihidupkan Allah SWT dan pada saatnya nanti kita pun akan dimatikan-Nya. Hal
inilah yang ditegaskan dalam QS. al-Jaatsiyah (045): 26:
Katakanlah: "Allah-lah
yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu
pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.
Pada hari yang abadi nanti
setiap diri akan dimintai pertanggung jawaban atas setiap amal perbuatannya
ketika di dunia, sementara mulut tidak dapat memberi pembelaan atas semuanya
karena seluruh anggota badan yang berperan memberi kesaksian sehingga tak
satupun manusia yang dapat menipu atau membohongi pengadilan ilahi. Dalam QS. Yaa
Siin : 65 dinyatakan:
pada hari ini Kami tutup
mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah
kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
Maka dari itu marilah kita
perbanyak amal ibadah kepada Allah SWT sebagai bekal yang paling tepat dalam
mengarungi kehidupan akhirat kelak. Karena ibadah merupakan kewajiban utama
setiap manusia sebagaimana tujuan penciptaanya. QS. ad-Dzaariyaat : 56:
dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Selanjutnya di penghujung
tahun 1435 H ini marilah kita memahami dan merefleksikan essensi hijrah.
Ingatlah bahwa pengertian hijrah secara substansif bukan hanya bermakna pindah
tempat. Akan tetapi yang dimaksud hijrah dalam definisi yang lebih luas adalah
setiap perbuatan yang bertujuan untuk mengubah sikap-perilaku yang tidak baik
atau tidak sejalan dengan tuntunan Allah SWT dan RasulNya. Oleh sebab itu
hijrah harus dilakukan dengan tulus – ikhlash, semata-mata karena Allah SWT.
Dalam QS. al-Baqarah (002): 218 dijelaskan:
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan
Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Pada ayat ini
dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah
SWT adalah mereka yang hanya mengharapkan rahmat dan ampunanNya. Dengan kata
lain dapat dipahami juga bahwa ampunan dan rahmat Allah SWT hanya akan
didapatkan oleh orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalanNya dengan
penuh keimanan. Dalam konteks ini hijrah mengandung makna yang sama dengan
taubat, yaitu menyadari semua dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, lalu
berjanji tidak akan mengulanginya lagi, kemudian menggantinya dengan amal
shaleh dan istiqomah dalam melakukannya. Adapun taubat adalah kewajiban utama
setiap individu manusia yang tidak boleh ditunda-tunda, sebagaimana dalam
sebuah hadits dijelaskan, Nabi saw. bersabda:
“Wahai manusia bertaubatlah
kepada Allah sebelum kamu mati, dan bersegeralah melakukan amal shaleh sebelum
kamu sibuk .....”
Untuk itu marilah kita
jadikan moment akhir tahun 1435 H ini sebagai bulan taubat kepada Allah SWT
atas segala macam dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat, dan kita jadikan
tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang sebagai masa yang senantiasa dihiasi
amal kebajikan sebagai tabungan untuk mengarungi hari abadi, yaitu kampung
akhirat kelak. Mudah-mudahan Allah SWT memberi kemampuan lahir dan bathin
kepada kita semua untuk melakukannya.
TIGA MACAM “BBM”
SEBAGAI BEKAL DALAM MEMASUKI TAHUN BARU
1.
BBM
(Betul-Betul Menyadari) Eksistensi Waktu
Waktu adalah pusaran
hidup dan kehidupan yang tak satupun makhluk dapat melepaskan diri darinya.
Karena itu sebagai makhluk berpikir setiap insan harus pandai menyikapi,
mengelola dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Saking pentingnya
eksistensi waktu sampai-sampai Allah SWT tidak sekali saja dalam alQur’an
bersumpah menggunakan kalimat/kata yang bermakna waktu (seperti; al’Ashr,
alLail, adhDhuha). Nabi Saw. pun mewanti-wanti umatnya agar senantiasa
pandai memanfaatkan waktu.
2.
BBM
(Betul-Betul Meyakini) Eksistensi Manusia sebagai Makhluk Pendosa dan Pelupa
Al-Insaanu Mahallu
al-Khatha wa al-Nisyaan (manusia adalah tempat
salah dan lupa), oleh karena itu pastinya setiap manusia memiliki dosa dengan
sebab bersikap, berbuat, berpikir salah dan sesekali dia lupa akan apa yang
telah diperbuatnya. Sehubungan dengan kondisi demikian Allah SWT dan RasulNya
menyuruh umat manusia supaya bertaubat; menyadari dosa dan kesalahan yang telah
diperbuat dan menyesalinya serta bertekad untuk tidak mengulanginya.
3.
BBM
(Betul-Betul Meningkatkan) Kualitas Syukur kepada Allah SWT
Banyak nikmat yang kita rasakan tapi bisa jadi sedikit
syukur yang kita lakukan. Andaikan Allah SWT menyuruh kita menghitung
nikmat-nikmat itu tentunya akan sangat berat dilakukan. Oleh sebab itu Allah
SWT tidak pernah menyuruh manusia menghitung nikmatNya, tapi mensyukuriNya dan
itu mudah. Karena Allah SWT Mahatau akan kemampuan manusia. Namun ternyata
meskipun bersyukur itu mudah ternyata masih banyak manusia yang belum
melakukannya.
Langganan:
Postingan (Atom)