Senin, 27 Oktober 2014

RENUNGAN MUHARRAM 1436

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
     Melalui ayat tersebut Allah SWT  menyuruh orang-orang beriman supaya senantiasa memperhatikan amal perbuatan yang telah dilakukan. Jika kita telah berada di penghujung tahun 1435 H, maka pada saat ini sudah semestinya kita bertanya pada diri masing-masing tentang apa saja yang sudah dilakukan selama satu tahun terakhir ini ??? Apakah perbuatan kita sudah sesuai dengan ketentuan Allah SWT ??? Sudah cukupkah bekal yang kita persiapakan untuk menyongsong kehidupan di akhirat kelak ???
     Sebagai orang beriman kita wajib meyakini dengan sepenuh hati bahwa dunia ini hanya sementara; dunia hanya tempat persinggahan guna menuju kehidupan abadi, yaitu akhirat. Ingatlah bahwa setelah kehidupan pasti ada kematian, sesudah dunia ada akhirat. Kita semua dihidupkan Allah SWT dan pada saatnya nanti kita pun akan dimatikan-Nya. Hal inilah yang ditegaskan dalam QS. al-Jaatsiyah (045): 26:
Katakanlah: "Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
     Pada hari yang abadi nanti setiap diri akan dimintai pertanggung jawaban atas setiap amal perbuatannya ketika di dunia, sementara mulut tidak dapat memberi pembelaan atas semuanya karena seluruh anggota badan yang berperan memberi kesaksian sehingga tak satupun manusia yang dapat menipu atau membohongi pengadilan ilahi. Dalam QS. Yaa Siin : 65 dinyatakan:
pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
     Maka dari itu marilah kita perbanyak amal ibadah kepada Allah SWT sebagai bekal yang paling tepat dalam mengarungi kehidupan akhirat kelak. Karena ibadah merupakan kewajiban utama setiap manusia sebagaimana tujuan penciptaanya. QS. ad-Dzaariyaat : 56:
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
   Selanjutnya di penghujung tahun 1435 H ini marilah kita memahami dan merefleksikan essensi hijrah. Ingatlah bahwa pengertian hijrah secara substansif bukan hanya bermakna pindah tempat. Akan tetapi yang dimaksud hijrah dalam definisi yang lebih luas adalah setiap perbuatan yang bertujuan untuk mengubah sikap-perilaku yang tidak baik atau tidak sejalan dengan tuntunan Allah SWT dan RasulNya. Oleh sebab itu hijrah harus dilakukan dengan tulus – ikhlash, semata-mata karena Allah SWT. Dalam QS. al-Baqarah (002): 218 dijelaskan:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
     Pada ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah SWT adalah mereka yang hanya mengharapkan rahmat dan ampunanNya. Dengan kata lain dapat dipahami juga bahwa ampunan dan rahmat Allah SWT hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalanNya dengan penuh keimanan. Dalam konteks ini hijrah mengandung makna yang sama dengan taubat, yaitu menyadari semua dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, lalu berjanji tidak akan mengulanginya lagi, kemudian menggantinya dengan amal shaleh dan istiqomah dalam melakukannya. Adapun taubat adalah kewajiban utama setiap individu manusia yang tidak boleh ditunda-tunda, sebagaimana dalam sebuah hadits dijelaskan, Nabi saw. bersabda:
“Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah sebelum kamu mati, dan bersegeralah melakukan amal shaleh sebelum kamu sibuk .....”
     Untuk itu marilah kita jadikan moment akhir tahun 1435 H ini sebagai bulan taubat kepada Allah SWT atas segala macam dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat, dan kita jadikan tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang sebagai masa yang senantiasa dihiasi amal kebajikan sebagai tabungan untuk mengarungi hari abadi, yaitu kampung akhirat kelak. Mudah-mudahan Allah SWT memberi kemampuan lahir dan bathin kepada kita semua untuk melakukannya.

1 komentar:

  1. Assalammualikum
    Menambah semngat dalam menyambut bulan muharam,dan berusaha memperbaiki diri,
    Bagaiamana tanggapannya terhadap muslim yang lebih bersemangat menyambut tahun baru masehi dibanding tahun baru islam?

    BalasHapus