Hai
orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri
memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan
bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan.
Melalui ayat
tersebut Allah SWT menyuruh orang-orang
beriman supaya senantiasa memperhatikan amal perbuatan yang telah dilakukan.
Jika kita telah berada di penghujung tahun 1435 H, maka pada saat ini sudah
semestinya kita bertanya pada diri masing-masing tentang apa saja yang sudah
dilakukan selama satu tahun terakhir ini ??? Apakah perbuatan kita sudah sesuai
dengan ketentuan Allah SWT ??? Sudah cukupkah bekal yang kita persiapakan untuk
menyongsong kehidupan di akhirat kelak ???
Sebagai orang beriman kita
wajib meyakini dengan sepenuh hati bahwa dunia ini hanya sementara; dunia hanya
tempat persinggahan guna menuju kehidupan abadi, yaitu akhirat. Ingatlah bahwa
setelah kehidupan pasti ada kematian, sesudah dunia ada akhirat. Kita semua
dihidupkan Allah SWT dan pada saatnya nanti kita pun akan dimatikan-Nya. Hal
inilah yang ditegaskan dalam QS. al-Jaatsiyah (045): 26:
Katakanlah: "Allah-lah
yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu
pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan
manusia tidak mengetahui.
Pada hari yang abadi nanti
setiap diri akan dimintai pertanggung jawaban atas setiap amal perbuatannya
ketika di dunia, sementara mulut tidak dapat memberi pembelaan atas semuanya
karena seluruh anggota badan yang berperan memberi kesaksian sehingga tak
satupun manusia yang dapat menipu atau membohongi pengadilan ilahi. Dalam QS. Yaa
Siin : 65 dinyatakan:
pada hari ini Kami tutup
mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah
kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
Maka dari itu marilah kita
perbanyak amal ibadah kepada Allah SWT sebagai bekal yang paling tepat dalam
mengarungi kehidupan akhirat kelak. Karena ibadah merupakan kewajiban utama
setiap manusia sebagaimana tujuan penciptaanya. QS. ad-Dzaariyaat : 56:
dan aku tidak menciptakan
jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
Selanjutnya di penghujung
tahun 1435 H ini marilah kita memahami dan merefleksikan essensi hijrah.
Ingatlah bahwa pengertian hijrah secara substansif bukan hanya bermakna pindah
tempat. Akan tetapi yang dimaksud hijrah dalam definisi yang lebih luas adalah
setiap perbuatan yang bertujuan untuk mengubah sikap-perilaku yang tidak baik
atau tidak sejalan dengan tuntunan Allah SWT dan RasulNya. Oleh sebab itu
hijrah harus dilakukan dengan tulus – ikhlash, semata-mata karena Allah SWT.
Dalam QS. al-Baqarah (002): 218 dijelaskan:
Sesungguhnya
orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan
Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang.
Pada ayat ini
dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah
SWT adalah mereka yang hanya mengharapkan rahmat dan ampunanNya. Dengan kata
lain dapat dipahami juga bahwa ampunan dan rahmat Allah SWT hanya akan
didapatkan oleh orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalanNya dengan
penuh keimanan. Dalam konteks ini hijrah mengandung makna yang sama dengan
taubat, yaitu menyadari semua dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, lalu
berjanji tidak akan mengulanginya lagi, kemudian menggantinya dengan amal
shaleh dan istiqomah dalam melakukannya. Adapun taubat adalah kewajiban utama
setiap individu manusia yang tidak boleh ditunda-tunda, sebagaimana dalam
sebuah hadits dijelaskan, Nabi saw. bersabda:
“Wahai manusia bertaubatlah
kepada Allah sebelum kamu mati, dan bersegeralah melakukan amal shaleh sebelum
kamu sibuk .....”
Untuk itu marilah kita
jadikan moment akhir tahun 1435 H ini sebagai bulan taubat kepada Allah SWT
atas segala macam dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat, dan kita jadikan
tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang sebagai masa yang senantiasa dihiasi
amal kebajikan sebagai tabungan untuk mengarungi hari abadi, yaitu kampung
akhirat kelak. Mudah-mudahan Allah SWT memberi kemampuan lahir dan bathin
kepada kita semua untuk melakukannya.
Assalammualikum
BalasHapusMenambah semngat dalam menyambut bulan muharam,dan berusaha memperbaiki diri,
Bagaiamana tanggapannya terhadap muslim yang lebih bersemangat menyambut tahun baru masehi dibanding tahun baru islam?