Sabtu, 20 Mei 2017

KISI-KISI PAS GENAP 2017



MATERI
INDIKATOR SOAL
Toleransi, Kerukunan, dan Menghindarkan Diri dari Tindak Kekerasan
1.  Menganalisis hukum bacaan
2.  Menjelaskan isi kandungan ayat
3.  Menerjemahkan hadits
4.  Menjelaskan isi kandungan hadits
Iman kepada Rasul-rasul Allah SWT
1.  Menjelaskan makna beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
2.  Menyebutkan arti sifat-sifat wajib dan mustahil bagi rasul
3.  Menyebutkan hikmah beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
4.  Menyebutkan contoh perilaku beriman kepada Rasul-rasul Allah SWT
Hormat dan Patuh kepada Orangtua dan Guru
1.  Menyebutkan hikmah birrul-walidain
2.  Menyebutkan cara-cara birrul-walidain
3.  Menyebutkan hikmah menghormati dan mematuhi guru
4.  Menyebutkan contoh sikap hormat dan patuh kepada guru
Pelaksanaan Khutbah, Tabligh dan Dakwah di Masyarakat
1.  Menjelaskan perbedaan khutbah, tabligh dan dakwah
2.  Menyebutkan rukun-rukun khutbah
3.  Menjelaskan syarat khotib, muballigh, dan da’i
4.  Menyebutkan sunnah-sunnah khutbah
5.  Menjelaskan metode dakwah
Perkembangan Islam pada Masa Modern (1800-sekarang)
1.  Menyebutkan faktor-faktor penyebab kemunduran umat Islam
2.  Menyebutkan tokoh-tokoh pembaharuan Islam
3.  Menjelaskan perkembangan peradaban umat Islam terkini

Sabtu, 25 Maret 2017

SYARAT MENUNTUT ILMU


Ali bin Abi Thalib k.w. berkata: "Tidak mungkin ilmu di dapat kecuali dengan ENAM SYARAT, yaitu....;"

1. ZAKA IN (CERDAS).
Apakah orang yang otaknya tidak cerdas tidak akan mendapatkan ilmu? Tentu saja bisa, karena kecerdasan otak dapat dibenahi.Apabila kita tergolong orang yang sulit konsentrasi, malas belajar, daya tangkap lemah, mudah stres, depresi, stroke, cepat lelah, sering pusing, atau bahkan kita menderita autisme. Jangan cemas semua itu bisa di atasi dengan memanfaatkan gelombang ultrasonic teknologi Hikmatul Iman.Salah satu organ manusia yang mempunyai peranan sangat penting adalah otak. Otaklah tempat semua perintah atau keinginan manusia dikendalikan.Masalahnya adalah kesehatan dan kemampuan otak tiap manusia itu berbeda. Kesehatan dan ketajaman otak dipengaruhi bermacam hal. Bila sel otak dapat menjalankan fungsinya secara optimal, tentu output yang dihasilkan sangat berdaya guna. Tetapi bila otak kita tidak berfungsi dengan baik, output-nya pun tentu mengecewakan.Salah satu penyebab umum otak kita tidak mampu berfungsi maksimal, adalah pola makan yang tidak baik. Secara makro, mengonsumsi makanan yang terkontiminasi, lemak, protein, karbohidrat, badan langsung merespons dan mengakibatkan keseimbangan biolekrik di tubuh terganggu, dan keseimbangan biolekrik tubuh terganggu, dan keseimbangan motorik otak sebagai pusat pengendali badan terganggu. Secara mikro, bila kita mengosumsi suplemen yang berlebihan dan badan merespons dalam waktu lama akan mengakibatkan keseimbangan bioelektrik di tubuh terganggu. Dengan berpikir positif, optimistis, mensyukuri ni’mat, mengomsumsi makanan yang halal dan baik, olahraga yang teratur, serta istirahat yang teratur maka keseimbangan otak dapat terjaga dengan baik. Sedangkan polusi udara, polusi lingkungan, radiasi, makanan yang haram dan tidak porsiona, adalah di antara penyebab yang membuat otak tidak optimal dalam menjalankan fungsinya.


2. HIRSHIN (GEMAR).Supaya tujuan kita dalam menuntut ilmu itu berhasil, kita harus bersungguh-sungguh.Karena banyak orang yang otaknya cerdas akan tetapi dia kurang bersungguh-sungguh dalam mencari ilmu, maka ia tidak dapat memperoleh ilmu, dikarnakan cuma mengandalkan kecerdasan otak saja. memang otak yang cerdas juga termasuk syarat yang bisa mengantarkan seseorang mendapatkan ilmu, akan tetapi apabila cuma kecercasan otak saja yang di andalkan maka akan berakibatkan fatal bagi si pelajar.Ada pepatah mengatakan, balasan itu tergantung dari usaha payah seseorang, maka kalau si pelajar kesungguhan dalam mencari ilmu sedikit, dengan cuma mengandalkan keserdasan otak maka hasilnya pun tidak akan memuaskan.


3. ISHTIBARIN (SABAR).Banyak pelajar yang tidak sukses dikarnakan kurangnya rasa sabar pada diri mereka dalam menuntut ilmu. Maka dari itu marilah kita tanamkan syarat yang ketiga ini mulai dari sekarang juga, karena bagaimanapun juga tidak akan ada ilmu yang bisa didapatkan secara instan.


4. BULGHOTIN (BIAYA).Biaya juga terkadang bisa menghambat kesuksean seorang pelajar dalam mencari ilmu. Dan hal ini biasanya menimpa seseorang yang kurang berkeyakinan kuat. Padahal kalau masalah biaya itu bisa diatasi, dengan si pelajar dapat beasiswa dan lain sebagainya.



5.  IRSYADI USTADZIN (PETUNJUK GURU).Petunjuk guru memang sangat penting kepada si pelajar, lebih-lebih belajar agama di karnakan, menurut Al-Habib Zen bin Smith Madinah seseorang tidak boleh belajar sendiri dalam belajar masaslah agama tanpa adanya syaikh (guru) sedangkan dalam ilmu umum seperti ilmu alam dan lain-lain itu boleh. Dikarnakan apabila di dalam belajar ilmu agama tidak ada gurunya maka akan beakibat fatal bagi si pelajar bias-bisa yang haram menjadi halal yang haram menjadi halal.



6. THULI ZAMANIN (PANJANG WAKTU).Dalam hal ini pelajar harus mempunyai waktu yang panjang.Karena dalam menuntut ilmu itu selain membutuhkan kesabaran Tetapi juga membutuhkan waktu yang lama, sebab tidak ada ilmu yang bisa di dapatkan secara singkat.



<script async src="https://pagead2.googlesyndication.com/pagead/js/adsbygoogle.js?client=ca-pub-2444508093313748"
     crossorigin="anonymous"></script>

Senin, 15 Juni 2015

ENAM LANGKAH MENJADIKAN RAMADHAN LEBIH HIDUP

Upaya menciptakan revolusi Ramadhan di dalam keluarga sebenarnya buka sesuatu yang sulit jika kita mengerti langkah-langkah integralnya. Kebanyakan kaum Muslimin menganggap keberhasilan Ramadhan terletak di bulan Ramadhan sendiri. Padahal justru kunci rahasianya tergantung dari langkah-langkah jauh hari sebelum ia tiba dan sesudah ia berlalu.
Berikut ini langkah-langkah integral tersebut.
1. Bersiap sambut Ramadhan
Sejak bulan rajab Rasulullah SAW sudah menyambut Ramadhan dengan bermunajat kepada Allah SWT :"Allahuma baarik lanaa fii Rajaba wa Sya'bana, wa balighnaa Ramadhan" (Ya Allah berilah kami berkah di Bulan Rajab dan Bulan Sya'ban ini, dan pertemukan kami dengan Bulan Ramadhan). Di awal bulan Sya'ban beliau lebih meningkatkan ibadahnya dengan memperbanyak puasa sunnah.

Keluarga-keluarga Muslim hari ini dapat meyambut kedatangan Ramadhan dengan mengumpulkan seluruh anggota keluarga dalam sebuah majelis tartib (penyambutan) atau tausiyah (penyadaran). Ini bertujuan untuk mengingatkan kembali tentang kemuliaan Ramadhan, sunnah-sunnahnya, dan juga pantangannya.
Disamping itu, setiap keluarga Muslim harus membuat persiapan-persiapan yang diperlukan jauh-jauh hari. Baik persiapan ilmu dan pemahaman, ruhani, fisik, dan juga persiapan finansial.
Persiapan ilmu dan pemahaman diperlukan agar ibadah Ramadhan dapat dilaksanakan secara benar menurut petunjuk Rasulullah SAW. Persiapan ruhani diperlukan untuk meluruskan niat, membersihkan hati, membangun tekad, dan bersiap untuk menerima bimbingan serta petunjuk Allah SWT.
Persiapan fisik dengan memperbanyak puasa sunnah Sya'ban agar terbiasa dan kuat menjalani puasa Ramadhan. sedangkan persiapan finansial diperlukan untuk memenuhi kebutuhan ibadah agar tercapai kesempurnaan. misalnya, pengadaan perlengkapan ibadah, buku-buku referensi Ramadhan, membayar zakat dan sedekah. jadi, bukan untuk gaya hidup konsumtif seperti kebanyakan umat Islam.
2. Luruskan niat dan bulatkan tekad
Niat menjadi kunci utaama ditema-tidaknya amal seorang Mukmin. Ibadah hanya akan menjadi amal dunia jika niatnya hanya untuk dunia. Sedangka ibadah yang berbuah dunia dan akhirat adalah ibadah yang diniatkan secara ikhlas, mengharap keridhaan Allah SWT.
Di samping niat, diperlukan juga tekad (azam)yang kuat untuk meraih keutamaan yang dijanjikan oleh Allah SWT dengan Ramadhan. Harus ada suatu kesadaran hati sejak awal untuk melakukan perubahan diri melalui Ramadhan. Setiap pribadi hendaknya bertekad meraih prestasi tetinggi dihadapan Allah SWT.
Ada baiknya setiap anggota keluarga membuat target pribadi dalam setiap Ramadhan agar terdorong kuat untuk mencapainya. Contoh, target dalam bulan Ramadhan ini:"saya akan melaksanakan Qiyamullail (sholat malam) setiap hari tanpa putus...Saya akan selalu shalat fardhu berjama'ah...Saya akan menghatamkan Al-Qur'an...Saya akan memulai menggunakan busana yang Islami."
3. Susu program kegiatan keluarga selama Ramadhan
Para orang tua sebaiknya membimbing putra-putrinya untuk menyusun agenda pribadi mereka. dalam program pribadi ini tidak harus sama. karena masing-masing orang memiliki kepentingaan, kesempatan, serta kemampuan yang berbeda-beda. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan secara bersama seluruh anggota keluarga adalah: tadarus Al-qur'an, shalat tarawih, berbuka bersama, i'tikaf di masjid, membagi zakat, shalat Idul Fitri dan sebagainya.
4. Ciptakan hari-hari yang menyenangkan selama Ramadhan
Pada sebagian orang, berpuasa Ramadhan terrasa sebagai pekerjaan yang berat, terutama bagi anak-anak. Mereka dituntut menahan lapar dan dahaga di siang hari, memperbanyak ibadah, dan shalat malam. Belum lagi kewajiban membayar zakat dan bersedekah.
Untuk memberi dorongan serta motivasi bagi jiwa manusia agar melakukan kebajikan, Allah SWT seringkali memberikan gambaran tentang surga dengan segala kemikmatannya. Maka, untuk menciptakan rasa bahagia dengan kehadiran Ramadhan, para orang tua pun harus berupaya menciptakan suasana yang berbeda dengan hari-hari biasanya.
setiap kita tentu merasa senang dengan rumah yang bersih. hiasan dan pemandangan yang indah, taman dan udara yang segar, bau yang wangi, makanan yang lezat, dan sebagainya. Jadikanlah rumah kita bak syurga selama Ramadhan, maka keluarga kita akan merasa bahagia dan bergairah menyambut Ramadhan dengan segala perjuangannya.
5. Hidupkan sunnah-sunahnya
Tidak cukup hanya dengan melaksanakan amalan yang fardhu (wajib) saja, jika ingin memperoleh prestasi yang terbaik dalam Ramadhan. Untuk meraih kesempurnaan ibadah Ramadhan, penting bagi setiap keluarga Muslim untuk berusaha menghidupkan semua sunnah-sunnah Ramadhan, seperti memperbanyak membaca Al-Qur'an, zikrullah, beristighfar, shalat malam, bersedekah, dan sebagainya. Di sini perang orang tua sangat penting dalam membimbing dan memberi teladan bagi seluruh anggota keluarganya.
6. Tinggalkan pantangannya
Bulan Ramadhan merupakan momen yang sangat efektif bagi keluarga Muslim untuk meninggalkan ucapan dan perilaku yang kurang baik, dan mengantinya dengan kebiasaan ucapan seta tindakan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya.

Dengan alasan puasa, orang tua dapat mencegah anak-anak untuk bertengkar, berkata kotor, berbohong, ghibah, berdusta, dan sebagainya. Dan, pada akhirnya diharapkan kebiasaan tersebut akan terus berlanjut setelah usai Ramadhan. Wallahu A'lam bish Shawab.----.
#oleh: Afifah al-Qona'ah

Kamis, 29 Januari 2015

Khutbah Jum'at Awal 2015


الحمد لله رب العالمين-وبه نستعين على امور الدنيا والدين-أشهد أن لآإله إلاالله الملك الحق المبين وأشهد أن محمدا رسول الله الصادق الوعد لأمين-اللهم صل على حبيبنا وشفعنا ومولنا محمد وعلى أله وأصحبه وأزواجه وأولاده أجمعين
-أما بعد- ايهاالناس اتقواالله حق تقوىه- قال الله سبحانه وتعالى:
والعصر-إن الإنسان لفى خسر-....
Segala puji hanya bagi Allah SWT yang menguasai waktu tetapi tidak terikat dengan waktu.
Selanjutnya khatib mengingatkan dan mengajak kita semua untuk tetap berusaha meningkatkan kualitas iman dan takwa kepada Allah SWT dengan menjalankan segala perintah-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya.

Hadirin kaum muslimin rahimakumullah ...
Saat ini kita telah berada di awal tahun 2015 dan baru satu hari kita tinggalkan tahun 2014. Pergantian tahun kali ini kita alami dalam suasana  suka-duka karena rasa senang menyambut tahun baru bercampur dengan empati menghadapi musibah dan musibah yang menimpa saudara-saudara kita mulai dari bencana banjir, longsor dan kecelakaan pesawat terbang. Sungguh semua itu pada hakikatnya adalah kehendak dan izin Allah SWT, Dia-lah yang menguasai alam semesta raya, dan hanya Dia-lah yang Maha Menentukan kondisi seseorang. Dalam QS. at-Taghaabun (064): 11 ditegaskan:
مَا أَصَابَ مِن مُّصِيبَةٍ إِلَّا بِإِذْنِ اللَّهِ ....
Tidak ada suatu musibah yang menimpa (seseorang), kecuali dengan izin Allah;...
Dengan musibah Allah SWT tidak bermaksud menyakiti atau menyiksa hamba-Nya karena Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang. Akan tetapi dengan musibah itu Allah SWT menghendaki setiap manusia supaya sadar, introspeksi diri terhadap setiap amal yang telah diperbuatnya. Ketahuilah sesungguhnya tidak ada kebaikan yang diperoleh seseorang kecuali hal itu berasal dari Allah SWT, dan tidak ada keburukan yang menimpa seseorang kecuali disebabkan oleh dirinya sendiri. Hal demikian yang dijelaskan dalam QS. an-Nisaa (004): 79:
مَّا أَصَابَكَ مِنْ حَسَنَةٍ فَمِنَ اللّهِ وَمَا أَصَابَكَ مِن سَيِّئَةٍ فَمِن نَّفْسِكَ
Kebajikan apa pun yang kamu peroleh, adalah dari sisi Allah, dan keburukan apa pun yang menimpamu, itu dari (kesalahan) dirimu sendiri.

Oleh sebab itu hadirin rahimakumullah ....
Berbagai bencana yang menimpa umat manusia pada dasarnya disebabkan oleh manusia itu sendiri, sebagaimana dijelaskan dalam QS. Ar-Ruum (030): 41:
ظَهَرَ الْفَسَادُ فِي الْبَرِّ وَالْبَحْرِ بِمَا كَسَبَتْ أَيْدِي النَّاسِ لِيُذِيقَهُم بَعْضَ الَّذِي عَمِلُوا لَعَلَّهُمْ يَرْجِعُونَ
Telah tampak kerusakan di darat dan dilaut disebabkan karena perbuatan tangan manusia; Allah Menghendaki agar mereka merasakan sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).
Lalu dalam QS. Asy-Syuuraa (042): 30 dinyatakan:
وَمَا أَصَابَكُم مِّن مُّصِيبَةٍ فَبِمَا كَسَبَتْ أَيْدِيكُمْ وَيَعْفُو عَن كَثِيرٍ
Dan musibah apa pun yang menimpa kamu adalah karena perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah Memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahanmu).
Melalui ayat di atas dapat dipahami bahwa ketika musibah itu menimpa kaum muslimin pada hakikatnya hal itu merupakan sarana pengampunan. Seperti yang disampaikan Rasulullah Saw. dalam sebuah haditsnya;
مَااَصَابَ مِنْ مُصِيْبَةٍ يُصِيْبُ الْمُسْلِمَ اِلَّا كَفَّرَ اللهُ بِهَا عَنْهُ حَتَّى الشَّوْكَةِ يُشَاكُهَا.
Tiada musibah yang menimpa seorang muslim kecuali Allah akan mengangkat (dosa-dosa) darinya, walaupun hanya tertusuk duri.

Kaum muslimin rahimakumullah .....
Dalam mengawali tahun 2015 ini ada baiknya kita cermati ungkapan seorang Malik bin Nabi yang oleh sebagian ulama, ungkapannya itu dianggap sebagai hadits. Beliau menyatakan dalam Kitab Syurutun-Nahdhah;
مَامِنْ يَوْمٍ يَنْشَقُّ فَجْرُهُ إِلَّا وَيُنَادِى: يَاابْنَ آدَمَ اَنَاخَلْقٌ جَدِيْدٌ وَعَلَى عَمَلِكَ شَهِيْدٌ فَاغْتَنِمْ مِنِّى فَإِنِّى لَا أَعُوْدُ اِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ
Tidak terbit fajar suatu hari kecuali dia berseru; “Hai anak adam... aku adalah waktu, aku diciptakan baru, (aku) yang menjadi saksi usahamu. Gunakanlah aku karena aku tidak akan (pernah) kembali sampai hari kiamat.

Hadirin rahimakumullah ...
Dalam kehidupan sehari-hari kita mengenal istilah masa lalu, masa kini dan masa depan. Ketiga istilah itu merupakan sebutan yang mengatasnamakan waktu yang telah kita alami, yang sedang dialami dan yang akan dialami. Orang bijak mengartikan masa lalu sebagai pengalaman, masa kini adalah kenyataan, sedangkan masa depan merupakan adalah harapan. Setiap manusia pasti melalui ketiga masa itu, namun tidak setiap manusia pandai memaknainya dengan baik dan benar. Sehubungan dengan itu Allah SWT telah memberikan konsep sebagaimana tercantum dalam QS. al-Furqaan (025): 62;
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ خِلْفَةً لِّمَنْ أَرَادَ أَن يَذَّكَّرَ أَوْ أَرَادَ شُكُوراً
Dan Dia (pula) yang Menjadikan malam dan siang silih berganti bagi orang yang ingin mengambil pelajaran atau yang ingin bersyukur.

Konsep Allah SWT dalam menjalani waktu menurut ayat tersebut adalah melalui “dzikir” dan “syukur”. Dzikir dalam konteks ini adalah mengingat dan mengambil pelajaran dari apa yang telah kita lakukan di masa lalu sebagai bahan muhasabah atau introspeksi. Sedangkan yang dimaksud syukur dalam konteks ini adalah menggunakan segala kemampuan dan kompetensi yang dimiliki semata-mata untuk kebaikan di jalan Allah SWT guna menghiasi kenyataan hidup yang sedang dijalani dan menyongsong masa depan yang lebih baik.

Hadirin kaum muslimin rahimakumullah .....
Sebagi penutup khutbah kali ini mari kita hayati sebuah peernyataan Syaikhul Islam al-Ghazali yang menyatakan;
الْوَقْتُ كَالسَّيْفِ إِنْ لَمْ تَقْطَعْهُ قَطَعَكَ.
Waktu itu bagaikan pedang, jika kamu tidak menggunakannya (dengan baik) niscaya kamu sendiri yang terkena tebasannya.

Mudah-mudahan Allah SWT menganugerahi kita kemampuan lahir dan bathin untuk mengambil pelajaran dari tahun-tahun yang lalu sebagai bekal meniti hidup dan kehidupan saat ini guna kebaikan di masa yang akan datang.
Aamiiin ............

بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ...............


الخطبة الثانية
اَلْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ، أَحْمَدُهُ سُبْحَانَهُ وَأَشْكُرُهُ وَأَتُوْبُ إِلَيْهِ وَأَسْتَغْفِرُهُ. وَأَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ، دَعَا إِلَى اللهِ عَلَى بَصِيْرَةٍ فَاسْتَجَابَ لِدَعْوَتِهِ الرَّاشِدُوْنَ، فَصَلَوَاتُ اللهِ وَسَلاَمُهُ عَلَيْهِ وَعَلَى مَنْ تَبِعَهُ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ القيامة. امابعد.
ايهاالمسلمون الحاضرون رحمكم الله اوصيكم ونفسي بتقوى الله؛ اتقواالله حَقَّ تَقْوَىهْ. قال الله سبحانه وتعالى؛ إن الله وملآئكته يصلون على النبي يآيهاالذين آمنوا صلوا عليه وسلموا تسليما. اللهم صل وسلم على محمد وعلى أل محمد كما صليت وسلمت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم وبارك على محمد وعلى آل محمد كما باركت على إبراهيم وعلى آل إبراهيم فى العالمين إنك حميد مجيد. وَارْضَ اللّهُمَّ عَنِ اْلخُلَفَاءِ الرَّاشِدِيْنَ اَبِى بَكْرٍوَعُمَروَعُثْمَان وَعَلِى وَعَنْ بَقِيَّةِ الصَّحَابَةِ وَالتَّابِعِيْنَ وَتَابِعِي التَّابِعِيْنَ لَهُمْ بِاِحْسَانٍ اِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ وَارْضَ عَنَّا مَعَهُمْ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ اَللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُؤْمِنِيْنَ وَاْلمُؤْمِنَاتِ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَاْلمُسْلِمَاتِ اَلاَحْيآءُ مِنْهُمْ وَاْلاَمْوَاتِ اللهُمَّ اَعِزَّ اْلاِسْلاَمَ وَاْلمُسْلِمِيْنَ وَأَذِلَّ الشِّرْكَ وَاْلمُشْرِكِيْنَ وَانْصُرْ عِبَادَكَ اْلمُوَحِّدِيَّةَ وَانْصُرْ مَنْ نَصَرَ الدِّيْنَ وَاخْذُلْ مَنْ خَذَلَ اْلمُسْلِمِيْنَ وَ دَمِّرْ اَعْدَاءَالدِّيْنِ وَاعْلِ كَلِمَاتِكَ اِلَى يَوْمَ الدِّيْنِ. اللهُمَّ ادْفَعْ عَنَّا اْلبَلاَءَ وَاْلوَبَاءَ وَالزَّلاَزِلَ وَاْلمِحَنَ وَسُوْءَ اْلفِتْنَةِ وَاْلمِحَنَ مَا ظَهَرَ مِنْهَا وَمَا بَطَنَ عَنْ بَلَدِنَا اِنْدُونِيْسِيَّا خآصَّةً وَسَائِرِ اْلبُلْدَانِ اْلمُسْلِمِيْنَ عآمَّةً يَا رَبَّ اْلعَالَمِيْنَ. رَبَّنَا آتِناَ فِى الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِى اْلآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ.

رَبَّنَا ظَلَمْنَا اَنْفُسَنَاوَاِنْ لَمْ تَغْفِرْ لَنَا وَتَرْحَمْنَا لَنَكُوْنَنَّ مِنَ اْلخَاسِرِيْنَ. عِبَادَاللهِ ! اِنَّ اللهَ يَأْمُرُنَا بِاْلعَدْلِ وَاْلاِحْسَانِ وَإِيْتآءِ ذِى اْلقُرْبىَ وَيَنْهَى عَنِ اْلفَحْشآءِ وَاْلمُنْكَرِ وَاْلبَغْي يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ وَاذْكُرُوااللهَ اْلعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُوْهُ عَلىَ نِعَمِهِ يَزِدْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ اَكْبَرْ والله يعلم تصنعون.
TUJUAN MEMPERINGATI MAULID NABI MUHAMMAD SAW

1.  LISY-SYUKRI
sebagai bentuk tasyakur kita kepada Allah Swt. atas dilahirkannya Nabi Muhammad Shallahu alaihi wasallam

2.  LIL-IMDAHI
memuji kepada Nabi Muhammad Saw. Karena, alam ini tidak akan tercipta jika tidak ada Nur muhammad, sebagaimana tercantum dalam Hadits Qudsi;
laulaka laulaka maa khalaqtu aflak”.

3.  LITHOLIBIL-ILMI
mencari ilmu untuk mempertebal keimanan dan aqidah kita terhadap ajaran tauhid Allah, serta pemahaman terhadap hukum-hukum yang ada dalam agama islam

4.  LIL-USWATI
    karena sudah jelas di dalam Al-Quran bahwa Nabi Muhammad adalah suri tauladan bagi     kita semua, laqad jaa a kum rasulum min anfusikum uswatun hasanah

Senin, 27 Oktober 2014

RENUNGAN MUHARRAM 1436

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah Setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat); dan bertakwalah kepada Allah, Sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.
     Melalui ayat tersebut Allah SWT  menyuruh orang-orang beriman supaya senantiasa memperhatikan amal perbuatan yang telah dilakukan. Jika kita telah berada di penghujung tahun 1435 H, maka pada saat ini sudah semestinya kita bertanya pada diri masing-masing tentang apa saja yang sudah dilakukan selama satu tahun terakhir ini ??? Apakah perbuatan kita sudah sesuai dengan ketentuan Allah SWT ??? Sudah cukupkah bekal yang kita persiapakan untuk menyongsong kehidupan di akhirat kelak ???
     Sebagai orang beriman kita wajib meyakini dengan sepenuh hati bahwa dunia ini hanya sementara; dunia hanya tempat persinggahan guna menuju kehidupan abadi, yaitu akhirat. Ingatlah bahwa setelah kehidupan pasti ada kematian, sesudah dunia ada akhirat. Kita semua dihidupkan Allah SWT dan pada saatnya nanti kita pun akan dimatikan-Nya. Hal inilah yang ditegaskan dalam QS. al-Jaatsiyah (045): 26:
Katakanlah: "Allah-lah yang menghidupkan kamu kemudian mematikan kamu, setelah itu mengumpulkan kamu pada hari kiamat yang tidak ada keraguan padanya; akan tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.
     Pada hari yang abadi nanti setiap diri akan dimintai pertanggung jawaban atas setiap amal perbuatannya ketika di dunia, sementara mulut tidak dapat memberi pembelaan atas semuanya karena seluruh anggota badan yang berperan memberi kesaksian sehingga tak satupun manusia yang dapat menipu atau membohongi pengadilan ilahi. Dalam QS. Yaa Siin : 65 dinyatakan:
pada hari ini Kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada Kami tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu mereka usahakan.
     Maka dari itu marilah kita perbanyak amal ibadah kepada Allah SWT sebagai bekal yang paling tepat dalam mengarungi kehidupan akhirat kelak. Karena ibadah merupakan kewajiban utama setiap manusia sebagaimana tujuan penciptaanya. QS. ad-Dzaariyaat : 56:
dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku.
   Selanjutnya di penghujung tahun 1435 H ini marilah kita memahami dan merefleksikan essensi hijrah. Ingatlah bahwa pengertian hijrah secara substansif bukan hanya bermakna pindah tempat. Akan tetapi yang dimaksud hijrah dalam definisi yang lebih luas adalah setiap perbuatan yang bertujuan untuk mengubah sikap-perilaku yang tidak baik atau tidak sejalan dengan tuntunan Allah SWT dan RasulNya. Oleh sebab itu hijrah harus dilakukan dengan tulus – ikhlash, semata-mata karena Allah SWT. Dalam QS. al-Baqarah (002): 218 dijelaskan:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah, mereka itu mengharapkan rahmat Allah, dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.
     Pada ayat ini dijelaskan bahwa orang-orang beriman yang berhijrah dan berjihad di jalan Allah SWT adalah mereka yang hanya mengharapkan rahmat dan ampunanNya. Dengan kata lain dapat dipahami juga bahwa ampunan dan rahmat Allah SWT hanya akan didapatkan oleh orang-orang yang berhijrah dan berjihad di jalanNya dengan penuh keimanan. Dalam konteks ini hijrah mengandung makna yang sama dengan taubat, yaitu menyadari semua dosa dan kesalahan yang telah dilakukan, lalu berjanji tidak akan mengulanginya lagi, kemudian menggantinya dengan amal shaleh dan istiqomah dalam melakukannya. Adapun taubat adalah kewajiban utama setiap individu manusia yang tidak boleh ditunda-tunda, sebagaimana dalam sebuah hadits dijelaskan, Nabi saw. bersabda:
“Wahai manusia bertaubatlah kepada Allah sebelum kamu mati, dan bersegeralah melakukan amal shaleh sebelum kamu sibuk .....”
     Untuk itu marilah kita jadikan moment akhir tahun 1435 H ini sebagai bulan taubat kepada Allah SWT atas segala macam dosa dan kesalahan yang pernah kita perbuat, dan kita jadikan tahun ini dan tahun-tahun yang akan datang sebagai masa yang senantiasa dihiasi amal kebajikan sebagai tabungan untuk mengarungi hari abadi, yaitu kampung akhirat kelak. Mudah-mudahan Allah SWT memberi kemampuan lahir dan bathin kepada kita semua untuk melakukannya.

TIGA MACAM “BBM” SEBAGAI BEKAL DALAM MEMASUKI TAHUN BARU
1.    BBM (Betul-Betul Menyadari) Eksistensi Waktu
Waktu adalah pusaran hidup dan kehidupan yang tak satupun makhluk dapat melepaskan diri darinya. Karena itu sebagai makhluk berpikir setiap insan harus pandai menyikapi, mengelola dan memanfaatkan waktu dengan sebaik-baiknya. Saking pentingnya eksistensi waktu sampai-sampai Allah SWT tidak sekali saja dalam alQur’an bersumpah menggunakan kalimat/kata yang bermakna waktu (seperti; al’Ashr, alLail, adhDhuha). Nabi Saw. pun mewanti-wanti umatnya agar senantiasa pandai memanfaatkan waktu.
2.    BBM (Betul-Betul Meyakini) Eksistensi Manusia sebagai Makhluk Pendosa dan Pelupa
Al-Insaanu Mahallu al-Khatha wa al-Nisyaan (manusia adalah tempat salah dan lupa), oleh karena itu pastinya setiap manusia memiliki dosa dengan sebab bersikap, berbuat, berpikir salah dan sesekali dia lupa akan apa yang telah diperbuatnya. Sehubungan dengan kondisi demikian Allah SWT dan RasulNya menyuruh umat manusia supaya bertaubat; menyadari dosa dan kesalahan yang telah diperbuat dan menyesalinya serta bertekad untuk tidak mengulanginya.
3.    BBM (Betul-Betul Meningkatkan) Kualitas Syukur kepada Allah SWT
Banyak nikmat yang kita rasakan tapi bisa jadi sedikit syukur yang kita lakukan. Andaikan Allah SWT menyuruh kita menghitung nikmat-nikmat itu tentunya akan sangat berat dilakukan. Oleh sebab itu Allah SWT tidak pernah menyuruh manusia menghitung nikmatNya, tapi mensyukuriNya dan itu mudah. Karena Allah SWT Mahatau akan kemampuan manusia. Namun ternyata meskipun bersyukur itu mudah ternyata masih banyak manusia yang belum melakukannya.